Bengkel Jiwa

Bekerjalah seolah tidak memerlukan uang. Mencintailah seolah tidak pernah dikecewakan. Menari dan menyanyilah seolah tidak ada yang menonton




The Lonely Shepherd - Gheorghe Zamfir Mp3
Mp3-Codes.com

Kekuatan Pengampunan

Share

Seorang wanita berkulit hitam yang telah renta dengan pelahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan. Umurnya kira-kira 70, di wajahnya tergores penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun. Di depan, di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, ia telah dinyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita itu.

Beberapa tahun yang lalu laki-laki itu datang ke rumah wanita itu. Ia
mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya. Beberapa tahun
kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya. Dua tahun wanita itu
tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Kemudian, van der Broek
kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai. Ia
melihat suaminya diikat dan disiksa. Mereka memaksa suaminya berdiri di
tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir
yang didengarnya ketika ia disiram bensin adalah, "Bapa, ampunilah mereka."

Belum lama berselang, Mr. Van den Broek ditangkap dan diadili. Ia
dinyatakan bersalah, dan sekarang adalah saatnya untuk menentukan
hukumannya. Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, "Jadi, apa yang
Anda inginkan? Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang ini
yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?"

Wanita itu menjawab, "Saya menginginkan tiga hal.

Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan
mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat." Setelah
berhenti sejenak, ia melanjutkan, "Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya.

Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den
Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke
ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari
bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam
diri saya."

"Dan, akhirnya," ia berkata, "permintaan saya yang ketiga. Saya ingin
Mr. Van den Broek tahu bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus
Kristus mati untuk mengampuni. Begitu juga dengan permintaan terakhir
suami saya. Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu
saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam
pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa dia benar-benar telah saya
maafkan."

Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr. Van den
Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan.
Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan - teman, keluarga,
dan tetangga - korban penindasan dan ketidakadilan serupa - berdiri dan
bernyanyi "Amazing grace, how sweet the sound that saved a wretch like
me. I once was lost, but now I'm found. 'Twas blind, but now I see.

(Anugerah yang ajaib, sungguh merdu suara yang telah menyelamatkan
orang yang malang seperti saya. Saya pernah hilang, tetapi sekarang saya
ditemukan. Saya pernah buta, tetapi sekarang saya melihat).

Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...