The Lonely Shepherd - Gheorghe Zamfir Mp3
Mp3-Codes.com
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari
pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real
estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada
pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan
menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah
seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada
tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui
permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi,
sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera
berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya
selesailah rumah yang diminta oleh tuannya.Hasilnya
bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia
harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak
begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah
yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah
pada si tukang kayu.
'Ini adalah rumahmu, ' katanya, 'hadiah dari kami.'
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan
menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia
sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri,
ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain
sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah
yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan
dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung
jawab.Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang
mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang
terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa
yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup
di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan
menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan
'rumah' yang sedang kita bangun. Setiap hari kita
memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan
atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan
sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali
saja dalam seumur hidup.
pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real
estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada
pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan
menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah
seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada
tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui
permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi,
sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera
berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya
selesailah rumah yang diminta oleh tuannya.Hasilnya
bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia
harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak
begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah
yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah
pada si tukang kayu.
'Ini adalah rumahmu, ' katanya, 'hadiah dari kami.'
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan
menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia
sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri,
ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain
sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah
yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan
dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung
jawab.Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang
mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang
terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa
yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup
di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan
menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan
'rumah' yang sedang kita bangun. Setiap hari kita
memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan
atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan
sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali
saja dalam seumur hidup.
Jumat, 29 April 2011
Label:
Tukang Kayu
0 komentar: